KEADAAN FINANSIAL BUKANLAH PENGHALANG UNTUK MENUNTUT ILMU
Bagiku pendidikan di negeri ini sangatlah mahal, susah
rasanya untuk orang yang tak mampu seperti saya ini dalam menjalaninya. Tetapi
semua itu pasti ada jalan dengan pertolongan Allah SWT. Ayahku hanyalah seorang
buruh tani, sedangkan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga, kadang-kadang
bantu ayah juga di sawah, yahh wajarlah dengan keadaan ekonomi seperti ini,
saya mengalami banyak hambatan untuk masuk ke dunia pendidikan negeri ini, tapi
dari hambatan itu tidak membuat saya putus untuk sekolah, justru membuat saya
semangat untuk menggali ilmu Allah di dunia pendidikan, banyak cara yang harus
saya lakukan supaya saya bisa menggali ilmu walaupun saya bermasalah dikeadaan
finansial.
Saya adalah orang yang biasa-biasa saja, saya tidak secerdas
si fulan, saya juga tidak sepintar si fulan, tetapi saya berusaha untuk menjadi
orang yang luar biasa dengan cara banyak membaca buku sehingga saya biasa
dikenal sebagai kutu buku. Apapun kata orang, saya tidak peduli, yang
terpenting adalah saya terus berusaha menjadi hamba Allah yang selalu meberikan
banyak manfaat kepada seluruh umat, khususnya umat muslim.
Dulu, ketika saya mengikuti perlombaan pesta sains tingkat
SMP/MTs di MAN 2 Serang, saya mendapatkan browsur MAN 2, di dalam browsur itu
tercantum banyak nama alumni MAN 2 yang bermasalah dikeadaan finansialnya tapi
mereka bisa kuliah di PTN favorit + beasiswa. Hati kecil saya berkata, bahwa
saya ingin seperti mereka, dilain sisi hati besar saya berkata, sepertinya
tidak mungkin saya sekolah di MAN 2 yang terkenal mahal itu. Alhamdulillah
ternyata Allah mengetuk kata hati kecil saya. Saya diterima di MAN 2 walaupun
di kelas reguler, tetapi semua itu tidak membuat saya berkecil hati karena saya
selalu ingat dengan perkataan,”kesuksesan itu bukanlah diraih dari satu tempat
saja, tetapi bisa diraih dari manapun yang terpenting adalah diri kita yang
ingin berusaha menjadi hamba Allah yang terbaik”. Dari perkataan itulah membuat
saya bersemangat untuk menuntut ilmu di jalan Allah SWT.
Menjadi siswa MAN 2 bukanlah perkara yang mudah buat saya
karena harus banyak biaya hidup yang dikeluarkan, belum lagi jarak MAN 2 ke
rumah saya sangatlah jauh, butuh uang 5 ribu untuk ongkos PP, sedangkan ortu
saya hanya memberi uang 10 ribu, kadang-kadang 9 ribu, bahkan sampai 8 ribu per
harinya, sisanya habis untuk kegiatan-kegiatan di MAN 2, seperti uang kas,
print, fotokopi, dan bayar iuran lainya. Oleh karena itu, saya jarang sekali
makan di sekolah, lihat saja tubuh saya yang paling kurus + paling kecil di
kelas karena kurangnya asupan gizi. Lagi-lagi itu semua bukanlah alasan saya
untuk putus sekolah, tetapi membuat saya semangat untuk menuntut ilmu dan
membuat saya yakin bahwa saya bisa meraih kesuksesan dengan pertolongan Allah
SWT.
Kedewasaan saya
semakin berkembang, saya berusaha untuk menjadi siswa yang rajin, tidak bosan
untuk menuntut ilmu, saya berusaha untuk menyukai semua mata pelajaran, saya
tinggalkan acara TV, saya kurangi aktivitas
bermain bersama teman, saya berusaha untuk tidur hanya 4 jam, setiap ada
tugas maka langsung saya kerjakan tanpa peduli dengan aktivitas teman saya, dan
saya berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. yaitu dengan
memperbanyak ibadah seperti solat duha, solat tahajud, puasa senin & kamis
serta tidak pernah meninggalkan solat wajib. Itulah keseharian saya menjadi siswa
MAN 2 adalah belajar & ibadah.
Dulu, ketika kelas 10, hari sabtu adalah hari libur di MAN
2, tetapi tidak untuk saya. Saya manfaatkan hari libur itu untuk mengikuti
kegiatan sains club (SC), semua SC saya ikuti, baik itu matematika, kimia,
biologi, maupun fisika. Kegiatan SC tersebut banyak diambil dari anak kelas
unggulan, sedangkan anak reguler paling 2 orang, salah satunya adalah saya.
Tetapi dengan hal itu tidak membuat saya takut dan gentar, justru membuat saya
lebih semangat untuk menuntut ilmu, membuktikan bahwa kelas reguler bisa lebih
baik dari kelas unggulan, dan pastinya berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
Hambatan itu pasti ada, saya masih ingat dengan perkataan
teman saya, katanya saya terlalu tamak untuk mengikuti semua kegiatan SC, tapi
saya tidak peduli karena saya hanya ingin menuntut ilmu di jalan Allah, saya
hanya ingin mengetahui ilmu lebih dalam lagi demi membela Agama Allah. Selama
kita masih hidup maka perbanyaklah
menggali ilmu Allah untuk bekal di akhirat nanti, bukankah Allah sangat
menyayangi hambanya yang gemar menuntut ilmu dan ilmu yang bermanfaat akan
diperhitungkan akhirat kelak. Dilain sisi saya merasa iri melihat teman-teman
saya yang bisa memanfaatkan hari libur itu dengan refresing, main footsal, main
game, nonton film di bioskop, dll. Tapi biarkanlah, hidup itu kan pilihan dan
kerja keras itu adalah perjuangan. Alhamdulillah Allah mengetuk kata hati kecil
saya, Allah membayar semua kerja keras itu dengan memberikan rezeki berupa
beasiswa selama 3 tahun seperti BSM, UPZ, DOMPET DHUAFA, dan PRESTASI. Selain
itu Allah memindahkan saya ke kelas unggulan, subhanAllah suatu nikmat besar
yang tidak pernah saya dapatkan selama ini, dan tidak pernah terpikirkan dengan
semua pemberian Allah SWT. hanya bisa bersyukur dengan semua ini dan berusaha
untuk menjaga amanah Allah SWT. saya yakin Allah mendengar kata hati kecil saya
dan Allah pasti mengabulkan kata hati kecil saya karena Allah telah mengetuk
kata hati kecil saya.
Banyak hal baru yang saya dapatkan di kelas unggulan, mulai
dari kondisi kelas ber AC yang membuat saya nyaman untuk belajar, banyak teman
baru yang bawa leptop/netbook yang membuat saya iri kerena saya tidak punya
leptop, teman baru yang pintar-pintar dibidangnya masing-masing yang membuat
saya bersemangat untuk mengetahui kemampuan saya, dan guru-guru yang lebih
kreatif dalam hal mengajar yang membuat saya lebih kreatif lagi dalam belajar.
Tetapi keadaan semua itu tidak membuat saya bersuka ria dan malas-malasan,
bahkan membuat saya lebih rajin lagi dalam belajar karena saingan di kelas
unggulan semakin ketat. Saya berusaha untuk menjadi siswa yang berbeda di kelas
unggulan, ketika jam istirahat pertama tiba, teman-teman pergi ke koperasi
untuk beli makanan ringan, sedangkan saya hanya bisa menyendiri di kelas dengan
banyak membaca buku atau biasanya ke masjid untuk solat duha, begitupun saat
istirahat kedua saya lakukan hal yang sama, teman-teman pergi ke koperasi untuk
beli makan siang, sedangkan saya hanya bisa menyendiri di kelas dengan banyak
membaca buku atau biasanya ke perpustakaan. Sebenarnya saya juga ingin bersama
dengan teman-teman bisa makan bersama, tapi yah mau bagaimana lagi, kondisi
uang saya yang sangat cukup bahkan bisa dibilang kurang. Itulah keseharian saya
di MAN 2, saya hadapi dengan rasa kesabaran selama kurang dari 3 tahun, tetapi
saya tetap bersyukur karena saya masih diberikan kesehetan dan prestasi yang
cukup.
Dulu, ketika kegiatan SC kimia, bu Ira selaku pembimbing
mengundang salah seorang alumni yang namanya tercantum di dalam browsur tadi, yaitu
Muksin mahasiswa teknik metalurgi dan material UI. Saya sering memanggilnya kak
muksin, beliau menceritakan pengalaman hidup beliau selama di MAN 2 dari suatu
ketidakadaan menjadi suatu keadaan, sayangnya beliau tidak menceritakan terlalu
banyak, mungkin beliau masih sibuk untuk mengurusi dunia perkuliahannya, tetapi
beliau memberi nomor Hp ke anak SC kimia, dari nomor Hp itulah saya berusaha
untuk mengenal beliau lebih dekat lagi. Saya masih ingat pertama kali sms
beliau, yaitu ”Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Madi, saya dari kelas X1,
saya anak SC kimia K”, beliau menjawab “waalaikumsalam, iyah dek salam kenal
juga”. Saya tidak pernah sungkan untuk menanyakan pengalaman beliau, baik di
MAN 2 maupun di UI. Sejak itulah saya mengetahui arti sebuah perjuangan untuk
menuntut ilmu tanpa memandang kaya dan miskin. Beliaulah yang memberitahu saya
supaya saya banyak berlatih soal-soal SNMPTN dari tahun ke tahun, beliau juga
yang pertama kali memberikan saya soal SNMPTN, dan dari beliaulah saya mengenal
bahwa UI adalah kampus perjuangan yaitu kampus yang menganut sistem berkeadilan
yang biasa dikenal BOP-B, sistem inilah yang memberantas kemiskinan. Selain itu
dari beliaulah saya tahu bahwa UI adalah kampus yang kaya akan beasiswa, salah
satu beasiswa yang saya kenal adalah beasiswa seribu anak bangsa.
Beasiswa adalah salah satu alasan saya ingin kuliah di UI,
saya tidak akan pernah bisa kuliah tanpa beasiswa karena ortu saya yang sudah
angkat tangan atau tidak mampu lagi untuk membiayai saya kuliah. Saat itulah
saya mulai berstrategi dan berusaha untuk bisa kuliah di UI, mulai dari banyak
latihan soal SNMPTN untuk persiapan jalur tulis, berusaha belajar keras supaya
dapat nilai raport yang bagus untuk persiapan jalur undangan, dan berusaha
untuk mengenal UI lebih dekat lagi. Semenjak saya duduk di kelas unggulan, saya
tinggalkan aktivitas yang tidak penting menurut saya seperti FB, twitter, TV,
dan bermain. Keseharian saya disibukan dengan belajar, solat, ngaji, dan puasa
sunah. Alhamdulillah Allah membalas semua kerja keras saya, saya mendapatkan
juara 2 di kelas unggulan, padahal baru pertama kali masuk di kelas unggulan,
tetapi saya sudah bisa mengalahkan teman-teman saya yang terbilang lebih pintar
dan lebih cerdas dari saya. Lagi- lagi hanya bisa bersyukur dengan semua
pemberian Allah SWT. dari situlah saya menyadari bahwa kecerdasan dan
kepintaran bukanlah salah satu syarat untuk meraih keberhasilan, tetapi kerja
keraslah yang mampu menjawab semua keberhasilan itu.
Sayangnya, kerja keras saya untuk kuliah di UI tertunda
ketika saya duduk di kelas 2, tetapi mimpi saya untuk kuliah di UI tidak bisa
terlupakan. Kerja keras saya digantikan untuk membawa nama harum MAN 2 melalui
perlombaan sains di bidang kimia. Perlombaan yang pernah saya ikuti adalah PSN KIMIA
11, CFUI 11, OSK KIMIA 12, OSP KIMIA 12, OSM KIMIA 12, LCTK ITB 12, CCUI 12,
PSN KIMIA 12, dan CFD UNPAD 13. Alhamdulillah dari perlombaan itu saya mampu
membawa nama harum MAN 2 dengan mendapatkan juara 2 OSK KIMIA 12, juara 2 OSM
KIMIA 12, semifinalis CCUI 12, dan semifinalis CFD UNPAD 13. Pengalaman yang
tidak pernah saya lupakan adalah saat mengikuti OSK KIMIA 12 karena perjuangan
untuk membawa nama harum MAN 2 lebih terasa, dilain sisi OSK adalah suatu
lajang perlombaan sains yang paling bergengsi dan diakui kebenaranya. Selain
itu dari segi seleksinya paling ketat dan soalnya paling bermutu daripada
perlombaan sains lainya. Keseharian saya saat itu adalah fokus untuk belajar
kimia, sedangkan pelajaran yang lain untuk sementara waktu saya tinggalkan.
Lagi-lagi hambatan itu pasti ada, banyak teman-teman yang mengolok-olok saya,
bahwa saya belajarnya kimia aja, bisanya kimia aja, sedangkan pelajaran yang
lain biasa-biasa aja. Lagi-lagi saya tidak akan pernah peduli dengan perkataan
orang lain, lagipula hanya untuk sementara waktu aja fokus di kimia, itupun
tujuannya untuk membawa nama harum MAN 2, saya ingin mempertahankan posisi MAN
2 yang dapat juara 2 OSK KIMIA 11, dan saya tidak ingin membuat prestasi MAN 2
turun. Selain itu soal olimpiade adalah soal yang paling sulit, bayangkan saja
anak SMA/MA harus mengerjakan soal anak S1, S2, dan S3. Jadi, mau tidak mau yah
harus fokus untuk memperdalami materinya, saya katakan lagi, “hidup itu
pilihan, kerja keras itu perjuangan”.
Alhamdulillah Allah membalas semua kerja keras dan kesabaran
saya itu, saya mampu membawa nama harum MAN 2 dengan mempertahankan posisi di
tahun 2011 yaitu juara 2 OSK KIMIA. Sebelumnya ada isu dari grop FB bahwa MAN 2
ada 3 siswa yang dapat juara 1, yaitu saya (Kimia), Fakhri (Fisika), dan Yusuf
(MTK). Isu tersebut membuat saya, Fakhri, dan Yusuf penasaran serta mencari
kebenarannya. Sejak pagi hingga sore hari menunggu kabar yang sesungguhnya dari
Pak Apep, ternyata kabar itu datang setelah solat asar, kata Pak Apep yang
lulus hanya fisika, kebumian, dan ekonomi. Itupun belum tahu siapa aja yang
lulus dan peringkatnya pun belum tahu karena Pak Apep juga dapat kabar dari
temannya bukan dari DIKNAS. Saat itu saya sedih dan kecewa karena kabar yang
tidak jelas, saya khawatir ada suatu kejanggalan dari sistem OSK tahun ini,
padahal dari SMA 1 dan SMA 2 sudah pada tahu hasilnya, sedangkan kabar untuk
MAN 2 masih belum jelas. Saat itu semangat saya turun, susah makan, susah
tidur, dan susah belajar. Saya hanya bisa menangis dalam doa saya untuk MAN 2.
Padahal saya yakin banget dapat peringkat 3 besar, saya sudah berusaha keras
untuk meraihnya, saya juga berusaha perfec dalam menjawab soal, tapi kenapa
anak kimia MAN 2 tidak ada yang lulus, saya malu dengan Pak Apep, orang tua,
guru-guru, dan teman-teman. Kekecewaan saya alami selama 1 minggu sebelum hasil
yang sebenarnya keluar, saya berusaha untuk tenang walaupun isu dimana-mana
datang. Kabar mengagetkan datang dari salah seorang teman saya yang membacakan
hasil OSK yang sebenarnya bahwa MAN 2 berhasil memecahkan record juara 1
kebumian diraih oleh Rizki, juara 2 kebumian diraih oleh Mahmud, juara 2 kimia
diraih oleh saya “Madi”, juara 2 astronomi diraih oleh Hilmi, juara 5 kimia
diraih oleh Athika, dan juara 5 fisika diraih oleh Fakhri. Alhamdulillah, saya
langsung sujud syukur di depan teman-teman, saya senang karena MAN 2 mampu
memecahkan record tersebut, prestasi MAN 2 tahun ini lebih baik dari tahun
sebelumnya, dan saya berharap tahun berikutnya pun harus lebih baik dari tahun
sekarang. Setelah saya meraih juara 2 OSK KIMIA 12, saya mendapatkan banyak
beasiswa prestasi dari MAN 2, selain itu saya dikasih hadiah sebuah leptop dari
orang tua saya, lagi-lagi hanya bisa bersyukur dengan semua ini dan berusaha
untuk menjaga amanah Allah SWT.
Saatnya masuk kelas 3, tetapi perjuangan saya untuk membawa
nama harum MAN 2 tidaklah berhenti sampai disini, justru saat seperti inilah
perjuanganya lebih terasa. Saya bersama teman-teman berjuang membela MAN 2
supaya persentase kelulusan UN, SNMPTN, dan SBMPTN meningkat. Banyak sekali
kegiatan di kelas 3, seperti try out, bimbel, tugas sekolah, belajar bersama,
dll. Kegiatan itu membuat semua anak kelas 3 mendadak rajin. Sedangkan saya
yang biasanya bersahabat dengan buku, jarang melakukan canda dan tawa bersama
teman-teman saat kelas 1 dan 2, tetapi di kelas 3 saya lebih banyak canda dan
tawa bersama teman-teman di sekolah dan saya berusaha untuk mempunyai jiwa
sosial. Hal itu saya lakukan karena sosialisasi itu penting setelah keluar dari
MAN 2 dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Saatnya perjuangan bersama UN, SNMPTN, dan SBMPTN. Semester
1 di kelas 3 atau semester 5 adalah tolak ukur persentase kenaikan nilai untuk
UN dan SNMPTN. Sehingga di semester ini semuanya berlomba-lomba dalam hal
kebaikan untuk mendapatkan nilai yang bagus dan dengan cara yang bagus pula.
Awal masuk kelas 3, semuanya pada mengukir PTN dan fakultas yang diharapkan
untuk masa depan yang lebih baik.
Saatnya semester 2, masa-masa kegalauan anak kelas 3
terlihatlah semuanya di semester ini, mulai dari kebingungan memilih PTN dan
fakultas, semuanya pada melakukan dengan cara masing-masing, ada yang
konsultasi ke guru, ada yang konsultasi ke BK, bahkan ada yang konsultasi ke
alumni serta browsing di internet. Bagi saya itu adalah hal yang wajar
dilakukan oleh anak kelas 3, tetapi saya tidak sepusing mereka untuk memilih
PTN dan fakultas untuk SNMPTN karena saya udah mempersiapkan pilihan saya
semenjak saya kelas 1. Dari awal sampai akhir saya selalu milih teknik
metalurgi dan material UI dipilihan pertama, sebenarnya yang saya harapkan
adalah Teknik dan UI. Saya memilih teknik karena zaman sekarang sudah modern,
semuanya butuh teknologi, sehingga tenaga teknologi sangatlah dibutuhkan di
zaman sekarang, selain itu saya ingin indonesia bisa lebih maju lagi dengan
teknologi. Saya memilih UI karena UI satu-satunya PTN yang menganut sistem
BOP-B yaitu sistem berkeadilan yang mampu memberantas kemiskinan di negeri ini,
selain itu di UI kaya akan beasiswa, dan saya juga banyak mengenal senior UI sehingga
saya bisa menjalani aktivitas kuliah dengan baik berdasarkan pengalaman senior.
Sedangkan saya memilih teknik metalurgi dan material karena mindset saya adalah
pertambangan, selain itu saya mempunyai kemampuan dasar-dasar materi teknik
metalurgi dan material yaitu kimia.
Saatnya pengumuman UN dan SNMPTN. Sebenarnya dari awal saya
sudah yakin pasti MAN 2 lulus UN 100% dengan cara yang baik, dilain sisi saya
takut karena sistem UN tahun ini sangat buruk, mulai dari soal 20 paket, ljk yang cepat rusak, keterlambatan soal,
rekaman listening yang tidak jelas, dll. Tapi alhamdulillah MAN 2 lulus UN
100%. Tidak lama setelah pengumuman UN, saatnya pengumuman SNMPTN, awalnya saya
sangat yakin diterima karena saya sudah melampirkan 3 sertifikat terbaik saya,
salah satunya juara 2 OSK KIMIA yang sudah ada ikatan DIKNAS, selain itu nilai
saya yang cukup baik, prestasi alumni di UI juga cukup baik, dan prestasi MAN 2
juga sangat baik dengan akreditasi A. Sayangnya saya tidak diterima, saat itu
perasaan saya sedih dan lebih sedih saat mendengar kabar bahwa MAN 2 yang
diterima hanya 11 siswa, bisa dibilang aneh, padahal tahun kemarin hampir
semuanya diterima. Tapi biarkanlah, ini bukanlah akhir dari segala-galanya,
masih banyak kesempatan dijalur lainya. Saat itulah saya bersama teman-teman
banting tulang untuk bisa memperebutkan kursi di PTN favorit. Saat itu juga
saya menjadi mentor teman-teman bimbel untuk mengadakan try out bersama,
belajar bersama mengerjakan soal-soal SBMPTN, dan memberi materi kimia untuk
teman-teman yang membutuhkanya serta saling tanya jawab soal SBMPTN.
Saatnya pengumuman SBMPTN dan SIMAK UI. Awalnya saya tidak
yakin diterima melalui jalur SBMPTN karena soal yang saya kerjakan jauh dari
target, saya mengerjakan soal sangat sedikit dari soal-soal try out yang saya
ikuti, apalagi pilihan saya yang terlalu tinggi yaitu FTMM UI, SITH-R ITB, dan
TEKLA ITS. Pada akhirnya saya dinyatakan lulus dipilihan 3 yaitu TEKNIK
KELAUTAN ITS. Perasaan saya biasa aja, saya tidak senang dan tidak sedih karena
saya masih berharap diterima di UI jalur SIMAK UI. Tapi saya bersyukur sudah
mempunyai cadangan PTN favorit. Seminggu setelah pengumuman SBMPTN, saatnya
pengumuman SIMAK UI, perasaan saya campur aduk tidak seperti biasanya saat
melihat pengumuman UN, SNMPTN, dan SBMPTN. Saya sangat yakin pasti saya
diterima melalui jalur SIMAK UI karena saya merasa mudah mengerjakan soal SIMAK
UI bahkan lebih mudah dari soal SBMPTN, selain itu saya yang sudah berjuang
sejak kelas 1, dilain sisi saya ditolak 2 kali oleh UI. Jadi untuk ketiga
kalinnya saya tidak boleh gagal lagi, tapi nyatanya saya ditolak lagi. Saat itu
saya merasakan kecewa berat, seharian susah tidur, susah makan, hanya bisa
menyendiri di kamar. Saya kecewa berat karena saya merasa apa yang saya
inginkan tidak saya dapatkan, saya merasa perjuangan selama ini sia-sia, selain
itu saya tidak mengetahui tentang TEKLA ITS, itu hanyalah pilihan cadangan
saya.
Keesokan harinya, saya search di google tentang TEKLA ITS,
ternyata info yang saya dapatkan sangat menyenangkan hati, saat itu saya
mengatakan bahwa perjuangan saya tidak sia-sia, ini adalah dunia yang saya
butuhkan walaupun bukan yang saya ingingkan, tetapi sesuai dengan mindset yang
saya butuhkan. Setelah itu dengan semangat saya kumpulkan berkas-berkas untuk proses
daftar ulang, tapi saya bingung untuk berangkat ke ITS karena saya tidak ada
uang transportasi, butuh uang yang banyak untuk sampai ke ITS. Alhamdulillah
saya mendapatkan bantuan dari dana abadi MAN 2 serang dan dana UPZ untuk uang
transportasi ke ITS.
Keberangkatan saya ke ITS untuk daftar ulang sangatlah berat
karena saya harus meninggalkan keluarga dari serang ke surabaya hanya seorang
diri. Saat berada di perjalanan selama satu hari, saya di sms oleh ETOSER ITS
bahwa saya direkomendasikan untuk mendapatkan beasiswa ETOS dan sesampainya di
surabaya saya dibantu oleh keluarga kak nikmat mahasiswa teknik fisika ITS
alumni MAN 2 serang untuk proses daftar ulang. setelah daftar ulang berhasil,
saya juga berhasil lulus verivikasi BIDIKMISI. Alhamdulillah saya sudah sah
menjadi bagian dari mahasiswa TEKNIK KELAUTAN ITS disertai BIDIKMISI.
Sepulangnya dari surabaya, saya kabarkan semua itu ke
keluarga besar saya bahwa saya kuliahnya dengan biaya Rp 0 dan tiap bulanya
dikasih uang sebesar Rp 750.000. semua keluarga besar saya bangga dengan kabar
tersebut. Tapi saya bingung masalah tempat tinggalnya nanti di surabaya,
soalnya tidak ada uang untuk bayar kos dan akomodasi di surabaya. Seminggu
setelahnya, saya ditelepon oleh ETOSER ITS bahwa saya berhak untuk mendapatkan
beasiswa ETOS, alhamdulillah saya sangat bersyukur dengan semua ini, Allah mengabulkan
apa yang saya butuhkan, saya diterima di FT PTN favorit dan beasiswa.sekarang
saya hanya tinggal belajar aja yang benar, masalah akomodasi dan biaya hidup
selama kuliah semuanya ditanggung oleh BIDIKMISI dan ETOS. Dari situlah saya
menyadari bahwa Allah pasti mengabulkan apa yang kita butuhkan selama kita
berjuang dan berdoa untuk mendapatkannya. Terima kasih ya Allah.
PENULIS
Nama : MADI
TTL : Serang, 10 Juli 1994
Alamat : Kp. Warakas Rt/Rw 004/002, Ds. Kebon Ratu, Kec.
Ciruas, Kab. Serang - Banten
Status : Mahasiswa Teknik Kelautan ITS
Facebook : Madi Elkhayyan
Twitter : @madipriza
Blog : madipriza.blogspot.com
No. Hape : 087809117417
Motto Hidup : Semangat terus untuk menuntut ilmu di jalan ALLAH
Silakan Copy-paste postingan ini dengan menyertakan link http://hallomahasiswa.blogspot.com |
Follow kami di @hallomahasiswa